Batasan Aurat dengan Ipar, Jangan Asal Buka Jilbab!
Merasa sudah menikah dengan saudara kandungnya, banyak perempuan menganggap enteng untuk membuka aurat di hadapan ipar. Padahal, hal ini bisa saja jadi dosa.
Ipar bisa dikatakan sebagai maut karena cukup berbahaya.
Hal ini berdasarkan riwayat dari Uqbah bin Amir RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Berhati-hatilah kalian saat menemui wanita." Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?" Beliau menjawab, "Hamwu (ipar) adalah maut." (HR Bukhari Muslim)
Maut ini bisa diasosiasikan kepada banyak hal, termasuk mengenai aurat.
Al hamwu adalah orang yang dekat dengan suami (kerabat/keluarga). An Nawai menyatakan, al hamwu di sini tidka termasuk dengan mertua dan anak-anak yang termasuk mahrom.
Kenapa al hamwu ditakutkan lebih dari yang lainnya? Karena adanya keburukan yang bisa terjadi akibat membiarkan mereka berdekatan karena dianggap kerabat.
Lalu, siapa saja yang termasuk al hamwu? Yaitu saudara ipar, keponakan, paman, anak paman, di mana kedudukan mereka tetap bukan mahrom.
Dengan kata lain, jika bukan mahrom maka perempuan tidak boleh membuka auratnya di depan mereka, meskipun sedang di rumah dan merasa sangat dekat.
Hukum yang harus diketahui selanjutnya adalah tidak bisa bersentuhan karena hukumnya juga bukan mahrom. Sedekat apapun hubungan dengan ipar, harus tetap menjaga syariat Islam dalam setiap nafasnya.
Bukan mahrom juga berarti tidak bisa hanya berduaan saja di dalam sebuah ruangan, termasuk di rumah yang sedang kosong.
Banyak orang menganggap enteng hal ini karena dianggap saat menikah, otomatis semuanya menjadi keluarga dan mahrom. Padahal jika tak ada syariat, maka bisa saja hal-hal yang tak diinginkan malah terjadi.
Inilah pentingnya selalu mencari ilmu di setiap harinya.
Wallahu A'lam bish shawab.
